Selamat datang di Novi's Blog, blog ini hanya berisi curhatan saja, tempat meluapkan isi hatiku. Salam kenal dariku, semoga hidup kalian bahagia ya... Makasih loh udah mampir hahaha

19/10/18

Kamu... Pelangi untukku

Kamu… adalah orang yang aku harapkan, tapi nyatanya tak seindah harapan itu.
Kamu… yang telah membuat hatiku patah, hingga lupa cara memperbaikinya.
Kamu… adalah sumber dari segala kebahagiaan sekaligus kesedihanku.

Kamu tau? 3 tahun yang lalu, rasa suka itu muncul tiba-tiba, suka pada pandangan pertama. Melihat sosokmu yang cerdas, kalem dan ramah membuatku suka padamu.
Waktu itu aku hanya berani men-stalk medsosmu tanpaku follow.
Waktu berlalu dan kegiatan yang menyibukkanku….
Hingga akhirnya, perlahan-lahan aku mulai melupakanmu.

Namun, takdir berkata lain, aku dan kamu dipertemukan kembali, dalam satu ruangan yang sama. Saat itu, aku berlagak seperti tidak pernah bertemu denganmu sebelumnya. Dan saat itu pula, aku merasa kembali pada 3 tahun yang lalu. Mengingat kembali, bahwa dulu aku pernah jatuh hati padamu. Aku yang diam-diam memperhatikanmu, aku yang diam-diam men-stalk isi medsosmu, aku yang diam-diam mencari tahu semua hal tentang dirimu.

09/02/18

#Cerpen 2 : Melepasmu

Kami sudah menjalin hubungan hampir 6 tahun. Bertahan selama itu tidaklah mudah. Banyak kenangan yang tercipta dan cita-cita kemana hubungan ini akan dibawa. Bukankah setiap pasangan menginginkan pernikahan? Menjadi pasangan yang bahagia dan saling memiliki secara utuh. Tapi, takdir Tuhan berkata lain, Niko bukan untukku.

Aku mengenalnya saat ospek kuliah. Dia salah satu panitia ospek sekaligus seniorku. Awalnya chattingan mengenai ospek, namun lama-kelamaan kami semakin dekat. Membahas apapun agar chattingan tidak cepat berakhir. Hanya butuh waktu 2 bulan PDKT, akhirnya kami menjalin hubungan lebih dari sekedar teman.

Niko adalah mahasiswa hukum, sedangkan aku mahasiswi akuntansi. Hampir setiap hari bercerita apa saja kegiatan yang dilakukan, bagaimana suasana kelas, teman atau dosen yang mengajar. Jika kami memiliki waktu istirahat yang sama, kami bertemu di kantin untuk sekedar makan sambil bercerita. Awal pacaran semua terasa indah. Menginjak 1 tahun pacaran, masalah mulai bermunculan. Tapi, aku dan Niko selalu bisa mengatasinya. Kami selalu terbuka dan sudah memahami bagaimana karakter masing-masing. Dimataku, Niko adalah pria yang dewasa, pintar, romantis, baik dan lembut.

Aku ingat waktu masih pacaran, Niko suka tiba-tiba memberi surprise untukku. Sederhana, tapi aku selalu suka. Dia tahu apapun yang aku suka, termasuk makanan favoritku. Pernah suatu malam seorang bapak-bapak datang ke rumah dan memberiku roti bakar. Aku bingung, tapi bapak itu memaksaku untuk menerima, dia bilang ada seorang laki-laki yang menyuruhnya untuk mengirim roti bakar itu. Aku pun menerimanya dan kembali masuk ke rumah. HPku berbunyi, notif chat masuk.
“Udah datang roti bakarnya? Makan ya sayang.”
“Ya ampun Niko. Hahaha. Makasih ya sayang, kenapa sih ga langsung ke rumah aja?” aku membalas, sambil tersenyum malu. Ah dia memang pria yang selalu membuat aku jatuh cinta.
“Besok ya. Abisin loh roti bakarnya.”
“Siap, sayang. I love you”
“Love you too”
---

02/02/18

#Cerpen 1 : Patah Hati

“Karena dia akan bertemu dengan banyak wanita dan dia pun akan menemukan wanita yang sama sepertimu, bahkan bisa jadi wanita itu lebih menarik dan lebih menyenangkan dibandingmu. Jangan baper! ingat dia sudah ada yang punya. Apapun yang dia katakan hanya sebuah candaan, tidak lebih.” Kata Arga

Aku tertegun, membaca chat darinya. Ya, mudah sekali dia berkata seperti itu. Aku tahu setiap orang pasti memiliki pendapat yang berbeda. Perasaan memang bisa dipermainkan oleh beberapa orang.

Entahlah, terkadang diri ini merasa bodoh. Sudah tahu dia ada yang memiliki, tapi masih berharap. Hahaha. Tapi menurutku itu tidak salah, karena hati tak punya otak. Benarkan? Bahkan kepala saja yang sudah diberikan otak untuk berpikir, masih bisa berbuat salah. Apa kabar hati yang sangat sensitif. Dia hanya bisa merasakan, rasa sakit, jatuh cinta, berbunga-bunga, terluka dan apapun itu yang bisa membuat diri ini bahagia atau bersedih.

Dia seolah aktor yang sedang memainkan peran sebagai kekasih.
Mungkin orang-orang berfikir itu hanya sebuah permainan.
Tapi…
Mana mungkin berakting tanpa melibatkan emosi dan perasaan?
Akhirnya, aku terlalu menikmati peran. Tanpa sadar terbawa suasana terlalu dalam.

Dan setelah 4 tahun lebih, aku merasakan sakit hati lagi.

11/01/18

Perpisahan

Hari ini tepat 1 bulan ninggalin Pare.
Entah kenapa kemarin dibuat sedih sama anak-anak di grup Keluarga Cemara. Mungkin karena kemarin Ulan pamit pulang digrup, ya akhirnya grup rame lagi, tapi suasananya malah sedih :(
Ulan dan Amran akhirnya LDR. Gatau kenapa malah ikut ngerasain sedih aja gitu, pas ngelihat updatean mereka di Ig, mata mereka sembab. Aku paham apa yang mereka rasakan, rasanya gamau ninggalin Pare dan gamau pisah. Terlalu banyak kenangan indah disana. Inget banget waktu perjalanan mau ke stasiun, di mobil Grab, nangis mulu, sampai abangnya bilang “jadi pulang ga nih? Nangis terus, gausah pulang kalau masih betah” hahaha. Yah kalau harga tiket kereta cuman 50 ribu, aku jabanin dah ga jadi pulang ke Bandung, tapi harga tiketnya aja 10x lipat :( yakali gajadi balik.

Aku ngerti gimana perasaan Ulan dan Amran, karena mereka udah 4 bulan hidup bareng-bareng, dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Semuanya barengan. Ambil program sama, pergi ke kelas naik sepeda boncengan, kemana-mana berdua mulu. Dan akhirnya waktu harus memisahkan mereka, ya pasti sedih bangetlah. Tapi gimana lagi, setiap pertemuan pasti ada perpisahan, begitulah siklus hidup.
Sebenarnya sampai sekarang aja kadang aku ngerasa belum move on dari kehidupan di Pare, apalagi kalau lagi chattingan sama anak-anak kenalan di Pare. Kadang suka nyesek gitu, uhhhh pengen ngulang waktu.