Selamat datang di Novi's Blog, blog ini hanya berisi curhatan saja, tempat meluapkan isi hatiku. Salam kenal dariku, semoga hidup kalian bahagia ya... Makasih loh udah mampir hahaha

02/02/18

#Cerpen 1 : Patah Hati

“Karena dia akan bertemu dengan banyak wanita dan dia pun akan menemukan wanita yang sama sepertimu, bahkan bisa jadi wanita itu lebih menarik dan lebih menyenangkan dibandingmu. Jangan baper! ingat dia sudah ada yang punya. Apapun yang dia katakan hanya sebuah candaan, tidak lebih.” Kata Arga

Aku tertegun, membaca chat darinya. Ya, mudah sekali dia berkata seperti itu. Aku tahu setiap orang pasti memiliki pendapat yang berbeda. Perasaan memang bisa dipermainkan oleh beberapa orang.

Entahlah, terkadang diri ini merasa bodoh. Sudah tahu dia ada yang memiliki, tapi masih berharap. Hahaha. Tapi menurutku itu tidak salah, karena hati tak punya otak. Benarkan? Bahkan kepala saja yang sudah diberikan otak untuk berpikir, masih bisa berbuat salah. Apa kabar hati yang sangat sensitif. Dia hanya bisa merasakan, rasa sakit, jatuh cinta, berbunga-bunga, terluka dan apapun itu yang bisa membuat diri ini bahagia atau bersedih.

Dia seolah aktor yang sedang memainkan peran sebagai kekasih.
Mungkin orang-orang berfikir itu hanya sebuah permainan.
Tapi…
Mana mungkin berakting tanpa melibatkan emosi dan perasaan?
Akhirnya, aku terlalu menikmati peran. Tanpa sadar terbawa suasana terlalu dalam.

Dan setelah 4 tahun lebih, aku merasakan sakit hati lagi.

Ya benar kata Tere Liye “hidup itu perjalanan panjang dan tidak selalu mulus. Pada hari ke berapa dan jam ke berapa, kita tidak pernah tahu, rasa sakit apa yang harus kita lalui.”

Sore ini aku membuka ig story-nya, seketika air mata itu mengalir. Video itu berhasil membuat sesak dadaku dan air mata mengalir dengan deras turun ke pipi. Pedih. Tapi, aku bukan siapa-siapa. Tidak bisa marah dan memakinya. Aku hanya seorang wanita yang telah salah menjatuhkan hati. Bisa-bisanya terbuai oleh kata-kata dan perilakunya yang bukan didasari karena cinta. Mungkin aku hanyalah seseorang yang dia datangi ketika dia merasa sepi dan butuh hiburan.

Dia seperti Jelangkung. Datang tak dijemput, pulang tak diantar. Tapi, tidak sepenuhnya seperti itu. Karena dia adalah Jelangkung yang membuat aku berharap terus datang dan tidak pulang. Dan aku akan merasa sedih jika dia pergi tanpa pamit.

Kadang sesekali kali terpikir untuk menjauh darinya, tapi... itu sulit. Kata-kata “menjauh” sangat mudah diungkapan, tapi ketika menghadapi kenyataannya, sulit untuk dilakukan. Tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Beberapa menit menangis, aku putuskan untuk menunaikan sholat magrib. Aku sholat sambil menangis. Entahlah sholat itu khusyuk atau tidak. Setelah sholat, akupun mengadu kepadaNya, “akhirnya aku merasakan rasa sakit lagi setelah bertahun-tahun tidak merasakannya. Mengapa Kau jatuhkan hati ini kepadanya?” Aku bertanya. “Sebenarnya aku sendiri sudah berusaha untuk menjauh dan menghilangkan rasa itu, tapi semakin dipaksa untuk menjauh, aku semakin ditarik untuk mencintai dan berharap padanya. Sakit ya Allah. Oh akhirnya, aku merasakan pedihnya ketika berharap bukan padaMu, tapi pada makhlukmu yang jelas-jelas aku sendiri sebenarnya sadar telah menyakiti diri”

Dan aku masih menangis di atas sejadah. Separuh wajah kututup dengan mukena, karena aku takut ditanya oleh ibu.

Sambil menangis, aku meminta maaf  dan ampunan pada-Nya. Aku meminta agar hatiku diberi ketenangan dan keikhlasan. Berharap untuk tidak salah menjatuhkan hati lagi. Cukup ini yang terakhir.
Aku tahu, semua ini salahku. Aku sendiri yang membiarkan diri ini tersakiti. Bukan olehnya, tapi ulahku sendiri.

Semuanya terasa rumit hanya karena sebuah rasa cinta yang salah. Mengapa aku harus merasakan  dan terlalu memikirkan bahwa dirinya begitu penting. Padahal aku sendiri tahu, dia sudah ada yang memiliki dan dia akan melakukan hal yang sama jika bertemu dengan wanita lain. Tapi tetap saja diri ini merasa seperti yang diunggulkan, padahal tidak sama sekali.

Dan saat ini, akhirnya aku menyadari apa yang telah disampaikan Arga padaku. Aku ingat, ketika dia mengingatkanku berkali-kali untuk tidak menjatuhkan hati pada lelaki itu, tapi diri ini tetap ngeyel. Dan akhirnya aku merasakan kepedihan itu sendiri.

Waktu itu, Arga kesal padaku dan dia menulis “Yasudah, kalau kamu suka permainan ini lanjutkan, tapi kalau kamu tidak suka, menghindar. Ingat, dia hanya bercanda dan dia akan bertemu dengan wanita lain yang sifatnya sepertimu bahkan mungkin lebih menarik dibandingmu”.

Kata-kata yang ditulis Arga benar. Mungkin wanita di video itu memberikan rasa nyaman dan lebih menarik. Lagi pula apasih yang diharapkan dari chattingan, hanya kata-kata saja. Kata yang dibuat romantis dan seakan penuh cinta, namun ditulis tanpa ada rasa.  Semua hanya omong kosong.
Lebih baik bertemu kan? Bisa melihat ekspresi dan apa yang dirasakan masing-masing. Apalagi saat ini kita sudah terpisah oleh jarak yang jauh.

Ah sudahlah, aku tidak mau sakit berlarut-larut. Kini aku berharap Tuhan dapat menenangkan hatiku dan aku sendiri terus menyemangati diri agar tidak berlarut dalam kesedihan yang tidak berguna. Karena aku masih meyakini, bahwa aku akan dipertemukan dengan lelaki yang baik.

Ini hanyalah sepenggal cerita kecil dihidupku, yang kelak akan aku tertawakan dimasa depan.

2 komentar:

  1. *virtual hug*
    Sabar ya... Masalah datang untuk mendewasakan. Ntaps... Seenggaknya ada pembelajaran buat kita. Nuhun ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yups bener, masalah datang untuk mendewasakan :)

      Hapus