Selamat datang di Novi's Blog, blog ini hanya berisi curhatan saja, tempat meluapkan isi hatiku. Salam kenal dariku, semoga hidup kalian bahagia ya... Makasih loh udah mampir hahaha

20/08/17

Cerita Pejuang Skripsi Part 4, Selesai!

Hari H sidang!
Setelah sahur, aku WA penguji satu untuk menanyakan sudah dapat penggantinya atau belum. Tapi, dia malah suruh aku ke wakil prodi dan minta dicarikan dosen penguji pengganti. Ya ampun, pikiran udah kemana-mana. Sumpah udah ga fokus sama isi skripsi, bahkan kepikiran gabakalan jadi sidang hari itu. Yaudah aku langsung WA pak Fredy kan, minta tolong carikan dosen penguji pengganti. Dan dia balas WA aku jam 07.59 dengan jawaban singkat, padat dan tidak jelas yaitu “Ya ok” tapi sampai jam 9 pagi dia masih belum kasih nama dosen pengganti. Daripada nunggu ga jelas, akhirnya aku pergi ke kampus. Penampilan seadanya, kayak orang yang ga akan sidang. Tapi perlengkapan untuk sidang aku bawa sih.

Sebelum berangkat, aku hampir nangis tapi mencoba untuk tegar. Aku tau pasti orangtua aku juga kecewa dan takut anaknya gajadi sidang. Selama diperjalanan menuju kampus, aku sama bapakku ga terlalu banyak ngobrol, dia juga pasti tau kalau aku lagi banyak pikiran. Saat itu yang aku pikirin cuma lapang dada kalau memang ga jadi sidang.
Sampai dikampus, aku langsung ke ruang LAAK, menceritakan bahwa dosen penguji satu berhalangan hadir dan sampai saat itu belum ada dosen penguji penggantinya. Disini aku masih belum dapat solusi dan aku malah disuruh keruang prodi ketemu teh A**, dan minta dicarikan dosen penguji pengganti. Arghh… kedipin mata sekali aja, air mata langsung ngalir.

Masuk ruang prodi, aku lihat pak Fredy lagi pegang laptop. Aku pura-pura ga lihat dia, aku langsung samperin meja teh A**, dan bilang kalau aku butuh dosen penguji pengganti. Tapi, tiba tiba pak Fredy bilang “oh ya, kamu yang mau sidang hari ini ya, bentar ya saya lagi hubungi dosen lain” yaudahlah aku samperin dia dan salam, aku bilang “tapi jadi sidang hari kan pak?” dia bilang “iya, InshaAllah jadi kok, jangan kamu pikirin, itu urusan saya. Sekarang kamu siap-siap aja, konsentrasi. Nanti kalau ga ada dosen pengganti saya yang masuk”. Terus tiba-tiba teh A** itu nyeletuk “gapapa kamu sidangnya diundur, kan bisa lebaran dulu”. Denger kata itu rasanya mau aku gampar deh itu mulutnya, enak banget ngomong gitu pas aku lagi kesusahan, coba kalau dia jadi aku gimana coba. Aku cuman jawab “janganlah teh”. Sidang ini kan bukan untuk aku aja, tapi buat keluarga juga. Lagian yang sidang bulan ini tuh jadwal sidang terakhir biar bisa wisuda bulan Agustus, makanya aku mati-matian ngurus biar bisa sidang bulan ini.

Sebenarnya aku belum tenang banget, soalnya aku takut dosen penguji pengganti di ganti sama dosen yang “ditakuti”, dan kebetulan banget dosen yang para mahasiswa “takuti” itu cuman nguji satu mahasiswa doang, itu pun pagi, jadi bisa aja dia gantiiin penguji aku. Tapi disini aku bener-bener menekan diri aku untuk berpikir positif, pasrah dan siapin mental apapun yang akan terjadi. Bahkan aku minta beliin permen dan tisu ke temen aku, kebetulan pas akunya lagi ga puasa. Aku minta beliin tisu soalnya aku takut keluar dari ruang sidang malah nangis, kan malu ya kalau ngelap air mata pakai tangan :D